Catatan Kuliah Ahad Pagi #2 #AhadBermanfaat 17 April 2016
Sebelum memulai kajian, Ustadz mengajak jamaah untuk meluruskan niat. Niat peserta dalam mengikuti kuliah pagi ini. Niat menjadi penentu berarti atau tidaknya suatu kegiatan. Niat lurus adalah niat karena Allah, karena Rasulullah, karena ingin mengukuhkan agama Allah. Kalau niatnya “daripada di kos-kosan nganggur” atau karena diancem dosen kalau absen KAP nilai PAI-nya jeblok.
“Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim no. 2699)
“Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap seseorang, maka ia akan memahamkan tentang agama terhadap orang tersebut.” (Muttafaq‘alaih)
Manusia bisa mencintai seseorang karena berbagai macam alasan. Ada yang hanya karena pernah mendengar suaranya, karena penampilannya, karena perilakunya, atau karena berpapasan di pasar lalu hanya melihat pancaran matanya seperti kisah Hasan al-Basri.
Hasan al-Basri terpana melihat mata yang berpapasan dengannya di jalan pasar. Wanita itu ditemani pembantunya. Saat wanita tersebut pulang, Hasan al-Basri mengikutinya hingga wanita tersebutbenar-benar sampai di rumahnya. Wanita tersebut merasa ada seseorang yang mengikutinya dan memberitahu pembantunya, untuk menemui orang tersebut dan menanyakan kenapa ia mengikuti mereka berdua. Akhirnya si pembantu menemui Hasan al-Basri dan menanyakan hal tersebut, Hasan al-Basri menjawab bahwa tadi saat ia berada di pasar dan berpapasan dengan mereka ia terpana dengan mata majikanmu. Disampaikanlah jawaban tersebut oleh si pembantu kepada wanita majikannya itu. Kemudian Hasan al-Basri kembali ditemui oleh pembantu itu, pembantu itu membawa dua bola mata wanita tadi dan memberikannya kepada Hasan al-Basri. Si pembantu menjelaskan bahwa ia diperintah majikannya untuk memberikannya kepada Tuan Hasan al-Basri. Mendengar itu, Hasan al-Basri seketika sadar akan kelalaiannya dan menangisi kejadian yang menjadi penyebab meninggalnya wanita tersebut. Sejak saat itu, Hasan al-Basri menghabiskan harta, tenaga, dan waktunya di jalan Allah, untuk selalu mendekati Allah Swt, ia tidak ingin lagi terjebak hngga lalai dalam mencintai Sang Maha Cinta.
Solusi untuk orang yang sedang jatuh cinta? Apa yang harus ia lakukan?
Sebenarnya saya hendak bedah kitab-kitab para ulama yang membahas tentang ini, banyak sekali, diantaranya ada Ibnu Hazm. Tapi sepertinya waktu yang ada amat terbatas. Saya sampaikan solusinya bagi para muda-mudi yang sedang jatuh cinta, baik aktivis dakwah maupun bukan. Jangan dikira aktivis dakwah akan terhindar dari bahaya jatuh cinta. Kalau laki-laki biasa (bukan aktivis dakwah) lihat orang kerudugan gedhe, cadaran, wah bencinya bukan main, tapi kalau aktivis dakwah ya terpesona, terbayang-bayang kepikiran terus sampai susah tidur, kira-kira seperti itu. Setan itu akan masuk sesuai tingkatan orangnya, pasti akan cari celah. Jatuh cinta itu fitrah, namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengelolanya. Kalau orang gara-gara jatuh cinta jadi susah tidur dan susah makan, coba lakukan strategi pertama: puasa. Supaya kita tidak lagi fokus dengan bayang-bayang sosok menawannya, tapi kita sibuk merasa lapar. Kalau sudah puasa kok masih tidak hilang juga bayang-bayangnya dalam pikiran kita, lakukan strategi selanjutnya: baca Al-Qur’an. Kalau masih belum berhasil, datangi Bapaknya, lamar. Tidak ada cara lain kalau memang pengen selamet.
Bagaimana cara menghindari jatuh cinta sebelum kita siap untuk menikah?
Jagalah interaksi kalian para kaum lelaki dan perempuan dalam segala aktivitas: rapat, percakapan, interaksi SMS, dan lain-lain. Jawablah seperlunya. Setelah menjawab sms, langsung hapus riwayat smsnya, karena ketahuilah memori kata bisa tersimpan dalam alam bawah sadarmu, ya akhirnya tadi, terbayang-bayang.
Cari lingkungan yag kondusif. Se-saleh-saleh-nya kamu, kalau lingkungan tidak mendukung, tetep kena cipatannya juga, pasti lebih susah daripada yang lingkungannya mendukung. Yang bisa menyelamatkan diri anda ya diri anda sendiri, kondisikan diri anda supaya perilaku anda terbentengi. Saya ini pake sorban, ga peduli mau dikira orang wahabi, teroris, terserah, orang urusan saya supaya saya lebih mudah membentengi diri. Kan ya tidak pantas kalau saya pakai sorban kayak gini kok mau main di jalanan gitu. Bentengi diri kalian.
Memilih pasangan tidak boleh karena cakep, tajir, dan keturunannya ya?
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa itu semua boleh, tapi jangan jadikan alasan itu sebagai alasan utama kamu memilihnya. Lalu apa yang harus diutamakan? Pilihlah karena agama (akhlaq) nya. Tapi jika alasan selain agama kamu jadikan faktor utama dalam memilih pasangan, tunggulah kehancuran rumah tanggamu. Kalau jatuh cinta bukan karena Allah, tapi karena kepintaran, keantikan, kekayaan, jabatan, status sosial, atau lainnya, begitu sebab tadi (kepintaran, keantikan, kekayaan, jabatan, status sosial, atau lainnya) sudah mulai pudar, maka inta pun akan ikut memudar, begitu hilang maka cinta pun ikut menghilang, sehingga kalian akan dicampakkan pada akhirnya. Coba pikir. Apakah setimpal perjuangan kalian dahulu untuk bersatu dalam ikatan pernikahan, pacaran bertahun-tahun, kok akhirnya menyakitkan seperti itu? Kalau sebelum nikah, saat pacaran saja si lelaki sudah mudah mau menggombal kepada kamu, ya apalagi nanti saat sudah menikah, ya tambah ga beriman perilakunya. Dia juga akan mau mau saja menggombal kepada wanita lain yang bukan istrinya. Googling saja cari data statistik tentang perilaku nyeleneh sebelum nikah, khususnya saat pacaran. Saya jelaskan juga di buku saya.
Memilih karena agama bukan berarti memilih yang rajin salat aja, tapi yang pengamalannya (akhlaq) nya sehari-hari adalah akhlaq mulia. Orang yang baik agama dan akhlaqnya, jika ia tidak cinta kepadamu ia tidak akan menyakitimu/mendzalimimu karena ia takut akan siksa Allah. Jika ia cinta kepadamu, ia akan memuliakanmu.
Tugas saya di sini hanya menyampaikan apa yang menjadi kebenaran dalam Islam, mau kalian dengerin atau tidak, urusan kalian. Kalian sudah berakal, mau pacaran atau tidak, mau dihamili di luar nikah atau tidak, mau sadar sekarnag atau nanti-nanti, kalian pasti mati. Kalaulah mungkin tidak menyesal di dunia, menyesal di akhirat akan jadi sebuah kepastian.
Buat yang belum pernah pacaran, jangan sekali-kali mau sama orang yang sudah pernah pacaran. Nanti pasti akan dibanding-bandingkan dengan pasangannya saat pacaran dulu, kan saat pacaran yang tampak hanya yang indah-indah, berbeda dengan nikah, kiat mengenal sebenar-benarnya sosok pasangan kita, baik kebaikan maupun kelemahannya.
Di akhir acara Ustadz membacakan puisi karyanya yang menjuarai lomba di kala masih berstatus mahasiswa. Puisi berjudul “Masihkah Kalian Menghalalkan Pacaran”, yang intinya berpesan: Masihkah kalian menghalalkan pacaran sementara itu adalah entry point perzinaan?
Semoga Allah memudahkan langkah kita menjaga kesucian diri, untuk senantiasa menjaga amanat Allah, amanat Rasulullah, amanat orang tua, amanat almamater kita Unnes Konservasi tercinta..
Semoga bermanfaat.
Ikuti Kuliah Ahad Pagi #3 Edisi Outdoor tanggal 1 Mei 2016.
Ingat teman-teman, pilihlah calon yang baik agama dan akhlaqnya. Jangan-jangan rajin salat tapi juga rajin menggunjing, rajin nonton konser, dan rajin yang macem-macem.
#KAP2016
#AhadBermanfaat
Tidak ada komentar: